:)

:)

Senin, 10 Mei 2010

makalah tentang kemiskinan

TUGAS KEWARGANEGARAAN
“ Kemiskinan “

PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".
Kemiskinan juga dapat di lihat sebagai akibat dari sifat malas, kuranngnya kemampuan intelektual, kelemahan fisik, kurangnya dan rendahnya kemampuan untuk menanggapi persoalan di sekitarnya. Dalam perkembangan lebih lanjut, pandangan ini juga memasukkan faktor individual lain yang berupa adopsi budaya kemiskinan dan rendahnya need for achievement sebagai faktor penyebab kemiskinan. Pendek kata kemiskinan lebih dilihat dari cacat dan kelemahan individual. Sebagai contoh, sifat pemalas menjadikan segan untuk bekerja keras guna meningkatkan kondisi kehidupannya.

PEMBAHASAN



A. Gambaran Kemiskinan
Ada beberapa gambaran mengenai kemiskinan yaitu :
• Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
• Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
• Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
B. Penyebab kemiskinan
Kemiskinan dapat disebabkan oleh penyebab-penyebab dasar sebagai berikut :
• penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
• penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
• penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
• penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
• penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.

C. Menghilangkan Kemiskinan
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yaitu :
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2. Pemerintahan yang baik (good governance)
3. Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang yang perlu di jalankan oleh pemerintah melalui program-program lanjutan yaitu :
 Pembangunan sektor swasta
 Kerjasama regional
 APBN dan administrasi
 Desentralisasi
 Pendidikan dan Kesehatan
 Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan
Dengan mengacu pada tiga pilar di atas, maka langkah-langkah yang dapat kita tempuh sebagai bagian kecil dari pemerintah guna mengurangi langsung tingkat kemiskinan, yaitu :
• Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
• Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
• Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
D. Jenis-Jenis Kemiskinan dan Definisinya
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif, sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut kemiskinan absolut.
 Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
 Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
Kemiskinan relatif relevan digunakan dalam masyarakat yang sudah semakin terbuka dan semakin berkembang. Dalam masyarakat semacam itu maka melalui berbagai media komunikasi, pola konsumsi dan gaya hidup serta perilaku lapisan masyarakat tertentu menjadi lebih transparan di hadapan lapisan masyarakat yang lain.

E. Faktor-Faktor Penyebab Lanjutan Kemiskinan
Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab lanjutan kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
 Tingkat dan laju pertumbuhan output
 Tingkat upah neto
 Distribusi pendapatan
 Kesempatan kerja
 Tingkat inflasi
 Pajak dan subsidi
 Investasi
 Alokasi serta kualitas SDA
 Ketersediaan fasilitas umum
 Penggunaan teknologi
 Tingkat dan jenis pendidikan
 Kondisi fisik dan alam
 Politik
 Bencana alam
 Peperangan

KESIMPULAN

Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia. Namun kemiskinan bukan hanya permasalahan pemerintah, tapi juga permasalahan kita sebagai bagian kecil dari pemerintah. Dukungan dan ketanggapan kita dapat sangat membantu pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan.
Penjelasan secara ekonomi politik, lebih melihat masalah kemiskinan sebagai akibat tidak meratanya penguasaan sumber daya dalam masyarakat. Dengan kata lain, sistem sosial ekonomi yang berlaku belum menimbulkan efektivitas sumber daya yang baik.
Kemiskinan bersumber pada pribadi dan sumber daya manusia dengan sifat yang telah ada di dalam naluri manusia. Apabila kita tidak mau menjadi pribadi yang miskin maka kita harus mulai memperbaiki pola hidup kita sehingga kita dapat mengubah pencapaian hidup kita ke arah yang lebih baik dan jauh dari persepsi pribadi yang miskin. Cita-cita dan tujuan hidup dapat dijadikan acuan untuk memulai kehidupan yang teratur dan disiplin, cepat tanggap membaca peluang dan tepat waktu. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan faktor pendukung yang dapat diandalkan dalam pencapaian tujuan dan cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar