:)

:)

Jumat, 19 Maret 2010

Beruntungnya dirikuwh....


Lulus ujian dan akhirnya berangkat ke jogja adalah anugerah untukku. Waktu menunjukkan pukul delapan tepat pesawatku berangkat menuju bandara Soekarno Hatta, cengkareng, Jakarta. Ku tatap wajah mama dan bapak yang mengantarkanku ke bandara pada saat itu. Kulihat juga wajah riko yang tampak sedih seakan tidak akan bertemu denganku lagi nantinya….dia kekasihku saat itu. Aku masih tidak percaya akan meninggalkan Bengkulu… Kepahiang…. Kuliahku yang sudah kujalani dan masuk semester tujuh yang dua tahu lagi akan memwisudakanku…. Kutinggalkan begitu saja untuk menggapai mimpiku.. Aaaagh….semua begitu sangat sulit aku percaya…. Alhamdulillah Ya Allah….syukurku ku panjatkan padamu atas semua berkah ini..
Telah lama aku ingin sekali meninggalkan Bengkulu, dan menghirup udara luar kota Bengkulu. Jenuhku di kota yang nyaman itu membuatku selalu berangan-angan ingin keluar dan menjalani hidup di luar. Semua seperti mimpi hingga akhirnya aku bisa mencapai angan-angan itu.. kulihat jam sudah menunjukkan pukul Sembilan dan lamunanku terhenti sejenak ketika pesawatku tiba di Sukarno Hatta. Lima puluh enam menit perjalananku membuat rasa syukurku teramat dasyat pada-Nya yang telah memberi aku kesempatan untuk mencicipi indahnya kehidupan kota jogja. Alhamdulillah..
Aku berjalan tergesa-gesa menuju ruang tunggu bagi penumpang yang transit. Saat itu adalah pengalaman pertamaku sebagai penumpang transit. Dan betapa terkejutnya diriku ternyata aku diturunkan di terminal baru dan itu adalah kali pertama aku menginjakkan kakiku di terminal baru itu. Sedikit bingung tapi dengan ‘confidence’ aku berjalan cepat mengikuti alur penumpang yang lain menuju ruang tunggu yang ternyata cukup jauh juga yaitu di lantai tiga. Rasa lapar menertawakanku sementara karena itu kali pertamaku menjadi penumpang transit, rasa takut akan ketinggalan pesawat berikutnya membuatku melupakan sejenak rasa laparku. Akhirnya tiba juga aku di ruang tunggu itu.. berbagai macam orang dari berbagai daerah berkumpul di sana untuk menuju ke satu tujuan… Jogja… sudah kali ketiga aku menginjakkan kaki di kota itu namun rasa rindu dan pesonaku selalu terasa tiap kali aku mendengar nama kota itu disebut, dan sekarang aku akan ke sana menempuh kuliah sebagai pegawai tugas belajar, empat tahun meninggalkan tugas sebagai pegawai kantoran dan akan merasakan nikmatnya jadi mahasiswa di Jogja…. Itu bayanganku.
Lima belas menit menunggu membuatku tidak sabar untuk segera tiba di kota impianku. Dan akhirnya perjalananku dilanjutkan… waktu itu menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas menit. aku berjalan menuju pesawatku berikutnya untuk menuju ke Jogja. Kupasang sabuk pengamanku dan kemudian ku lanjutkan lamunanku yang tadi sempat terputus karena ‘transit’. Kubayangkan bagaimana indahnya kelak aku akan menghabiskan waktu empat tahun di kota budaya yang kaya, Jogja. Ku susun rencana untuk menghabiskan waktu nantinya. Hmmm…aku akan tour pulau jawa.. bali juga kalau bisa yang kemudian keliling kota di Indonesia untuk mengisi waktu liburan nantinya. Alangkah jauh sudah lamunanku membuatku tersenyum-senyum sendiri. Betapa bahagianya diriku…
Empat puluh menit perjalananku sama sekali tidak melelahkan karena rasa takjubku akan anugerah ini. Rasa laparpun yang tadi menghampiri perlahan-lahan terlupakan pula. Akhirnya aku tiba di bandara Adi Sutjipto, Jogjakarta. Kesan pertamaku mengatakan ternyata bandara jogja tidak seperti yang aku bayangkan, megah dan luas. Bandara jogja tidak jauh berbeda dengan bandara di daerah asalku, bandara Fatmawati, Bengkulu. Dengan sigap aku berjalan keluar pesawat begitu laju pesawatku telah terhenti. Ku berjalan memasuki area ‘arrival’ bagi para penumpang yang baru tiba. Di sana kutunggu barang bagasiku yang tidak terlalu banyak, hanya satu buah koper dengan berat dua puluh kilo pas dengan peraturan berat muatan bagasi untuk satu orang awak pesawat. Kulihat ke kanan dan kiri mencari makhluk yang telah berjanji menjemput kedatanganku. Riri, dia adikku yang telah mengarungi kehidupan kota Jogja dua tahun sebelumku. Dia lulus SMA di Bengkulu dan sekarang kuliah di universitas negeri di sini masuk semester lima. Tidak terlihat ia olehku, maka ku ambil ‘handphone’ku yang daritadi di ‘nonaktifkan’ selama di pesawat. Ternyata sebelum aku menelefon riri, ia telah menelfonku terlebih dahulu. Akhirnya setelah bercengkrama sejenak melalui telefon, kulihat sosok itu… dia menungguku di pintu keluar. Segera bergegas aku ambil koperku dan langsung menuju menghampiri sosok itu.
Perjalanan yang begitu penuh ketakjuban, penuh dengan angan-angan dan mimpi menghilangkan rasa lapar dan lelahku. Dengan semangat kami berjalan menuju ke parkiran kendaraan roda dua karena riri menjemputku dengan motornya. Tak terbayangkan bagiku bagaimana membawa koper dengan motor. Sempat terpikir untuk naik taksi, tapi sifat ekonomisku menuntunku untuk tetap berusaha menaikkan koper itu ke atas motor. Dengan sedikit tertawa dan tenaga akhirnya aku bisa mengusahakan koperku menaiki motor. Dengan berjalan santai, lima belas menit cukup untuk melalui perjalanan sampai dengan tiba ke kost riri di daerah kaliurang. Seolah tidak merasakan lelah sedikitpun aku langsung meminta riri mengajakku keliling kota Jogja setelah sepuluh menit beristirahat di kost nya. Rinduku melihat ramainya jalan malioboro menuntunku ke sana. Aaaaagh……alhamdulillah aku telah tiba di Jogja…ucapku berulang-ulang mensyukuri nikmat ini.
Bringharjo…pasar tradisional ini menjadi tempat belanja favorit mama waktu aku ke sini sebelumnya. Aku ke sana dan membeli peralatan untuk persiapan ospek yang akan dilaksanakan esok hari. Sepatu putih polos, kaos kaki putih, kemeja putih, rok hitam panjang dan lain-lain menjadi makanan siangku dalam ‘belanja’ kali ini. Tawar menawar di pasar ini telah menjadi tradisi yang sangat unik karena kita menawar harga setengah dari harga yang di tawarkan penjual pertama kali. Setelah beberapa jam menghabiskan waktu berbelanja, tiba-tiba handphone ku berbunyi. Kuangkat telfon dan terdengar suara Adi, kakak kandungku laki-laki yang akan menjadi seniorku nanti, di seberang sana. Ia menyuruhku untuk datang ke ‘camp’ saat itu juga. Awalnya aku tidak mengerti karena di jadwal yanng aku ketahui bahwa jadwal ospek dan mulai memasuki kampus itu adalah esok hari. Tapi cerita-cerita yang menakutkan telah menghantui aku.........


To be continued.................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar